Anhket24.id TANGSEL – Adu gagasan membangun Kota Tangerang Selatan atau Tangsel untuk lima tahun kedepan terus memanas. Para calon Walikota dan Wakilnya pada Pilkada 9 Desember 2020 mendatang mulai tebar pesona dengan pemaparan Visi Misi. Dimana pemaparan visi misi
Paslon nomor urut 01 Muhamad-Rahayu Saraswati, Paslon nomor urut 02 Siti Nur Azizah-Ruhamaben dan Paslon nomor urut 3 Benyamen Davnie-Pilar Saga Ichsan tersebut terlihat saat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tangsel dan Serikat media Siber Indonesia atau SMSI, Rabu (14/10/2020) di Hotel Aviary, Kawasan Bintaro, Pondok Aren Tangerang Selatan.
Adu gagasan ini menjadi perhatian tersendiri oleh Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul yang menjadi salah satu panelis dalam pemaparan visi misi tersebut. Diakui Adib, bahwa ada yang fundamental menjadi perhatiannya saat menyimak bagaimana para calon Walikota dan Wakilnya ini menyampaikan pendapatnya.
“Menarik dicermati bagaimana para penantang dari pasangan petahana, yaitu Benyamin Pilar, mengurai arah pembangunan mendatang, mengingat Tangsel yang kini berkembang sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta dan masyarakat urban hidup didalamnya,” terang pria yang juga sebagai dosen Fisip Unis Tangerang ini.
Misalnya menurut Adib, ketika kita masih didengarkan adanya gaya politik primordial kedaerahan yang disampaikan oleh Muhamad menjadi salah satu hal yang menarik, karena kita saat ini dihadapkan dalam kemajuan pesat pembangunan dan gaya masyarakat urban.
“Ada aneksasi politik yang menurut saya cenderung mundur disampaikan oleh sang mantan sekda tersebut. Ketika kita membicarakan bagaimana Tangsel dalam kota smart yang penuh peradaban teknologi, namun kita mendapat sajian hal yang diluar dugaan,” paparnya.
Namun demikian pasangan calon walikota Muhammad dan Saras juga memiliki konsep bagaimana membangun tangsel yang berbasis gender dan lahirnya subsidi bagi masyarakat kurang mampu.
“Meski uraiannya susah di cerna, namun kita apresiasi bagaiman pasangan ini akan membangun Tangsel kedepan,” jelasnya.
Sedangkan penantang berikutnya datang dari anak Wapres Siti Nur Azizah. Diakuinya pula memiliki bahan presentasi yang sedikit lebih baik bila dibandingkan penantang sebelumnya, dimana Azizah mengurai adanya ketimpangan antara kehidupan perkampungan dan perkotaan yang sangat timpang.
“Nah ini real, salah satu yang nyata dalam masyarakat urban pada umumnya tak terkecuali Tangsel. Tapi semua ini butuh solusi real, bukan dihayalkan penyelesaiannya, bahwa mensinkronkan kemajuan di bagian tertentu dengan wilayah bagian lainnya bukan hanya di power point semata, karena uraian ini juga tidak detail,” tegas Adib.
Adib mengakui adanya pola pemberian intensif untuk RT dan dana pembangunan 100 juta untuk RW serta majlis taklim butuh kemampuan manajerial yang kuat.
“Uang tunai untuk RT sangat menarik karena ini bisa menjadi asupan marketing politik. Tapi ingat, kalau dana pembangunan tingkat RW sangat memungkinkan terjadi tumpang tindih kewenangan dengan kelurahan dan kecamatan, pengertiannya banyak leading sektor yang berbeda,” paparnya.
Sedangkan petahana diakui Adib, suka atau tidak suka, sangat jelas bagaimana pasangan ini akan melanjutkan pembangunan sisa peninggalan walikota sebelumnya. Dalam pengertian pula, sedikit terdapat visi misi baru dari penantang.
“Suka atau tidak suka, ini yang susah terbantahkan karena pasangan Benyamin Pilar adalah petahana, jadi konsep bagaimana Tangsel kedepan hanya akan memprioritaskan arah pembangunan berkelanjutan, yang tidak perlu harus dijelaskan lagi, karena dia masih berkuasa,” terang Adib.
Maka itu tambah Adib, butuh visi misi dan formula extraordinary serta kerja keras untuk mengalahkan petahana, yang tak sampai dua bulan mempunyai waktu untuk meyakinkan pemilih di Tangsel untuk menjatuhkan pilihannya.
Diketahui, dalam pemaparan visi misi ini, dihadirkan pula panelis yang berasal dari tokoh pers nasional, Hendry CH Bangun, dan Dosen Fisip UIN Syarif Hidayatullah, Saifuddin Asrori. (Edy)